Kepulauan Seribu --- Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan pemindaian lembar jawaban ujian
nasional (LJUN) dilakukan secara bertahap. Tahapan tersebut merupakan
prosedur yang harus dilakukan oleh tim pemindai untuk memastikan siswa
tidak dirugikan.
“Waktu memindai, ada beberapa prosedur yang
dilakukan,” kata Mendikbud usai meninjau pelaksanaan ujian nasional (UN)
di Pulau Untung Jawa dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Selasa (23/04).
Di tahap awal, tim akan melakukan cek fisik
terhadap LJUN. Setelah siswa mengerjakan soal ujian, LJU akan dimasukkan
dalam amplop yang sama dengan amplop saat naskah soal diterima. Di
amplop tersebut terdapat nama-nama siswa peserta ujian. Dengan demikian,
cek fisik yang dilakukan tim pemindai pertama kali adalah untuk
memastikan kelengkapan isian siswa. “Bisa jadi anak-anak lupa mengisi
nama dan nomor ujiannya,” jelas mantan Menkominfo tersebut.
Setelah dilakukan cek fisik, LJU akan
dikelompokkan berdasarkan kode bar yang tertera di lembar tersebut. Baru
sehabis pengelompokkan, LJU akan dipindai dengan komputer. Hasil
pindaian tersebut selain memberi hasil pada ujian siswa, juga sebagai
bahan analisis bagi Kemdikbud untuk melihat kemampuan siswa, dan
analisis materi yang telah diberikan, sebagai bahan untuk perbaikan.
“Setelah itu dikumpulkan seluruh Indonesia, baru dianalisis,” katanya.
Analisis ini untuk melihat seberapa besar
kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal yang telah dikategorikan
tersebut. Untuk tiap kategori soal, yaitu mudah, sedang, dan susah, akan
terlihat titik-titik kelemahan. Mulai dari masing-masing mata
pelajaran, kisi-kisinya, satuan pendidikannya, hingga tingkat provinsi.
“Ini ibarat scanning bukan yang 64 slice, tapi 6400 slice.
Data ini akan diolah dan diberikan ke sekolah, baru ada intervensi.
Setelah intervensi, baru bisa dilihat hasil evalusinya,” tandasnya.Sumber: Kemdikbud
0 comments:
Post a Comment